Dalam sebuah hadits, Rasululah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda : “Tidaklah bergeser kedua kaki seorang hamba (menuju
batas shiratal mustaqim) sehingga ia ditanya tentang umurnya
untuk apa ia habiskan, ilmunya untuk apa ia amalkan , hartanya
dari mana ia peroleh dan kemana ia habiskan dan badannya untuk
apa ia gunakan” (Hadits Shahih Riwayat At Tirmidzi dan Ad
Darimi)
Ilmu, ya dari hadits diatas penulis mencoba memberi penekanan
pada Ilmu. Sebagai orang perawatan pabrik dengan jam terbang
yang cukup tinggi, tentunya tidak hanya sekedar melewatkan
ilmunya dimana setelah non aktif (pensiun), ilmu mengenai
perawatan mesin yang dipunyai seseorang juga hilang dari
peredaran.
Karena ilmu adalah satu dari beberapa pertanyaan yang harus
dipertanggung jawabkan di akhirat kelak, maka selayaknyalah
jika kita mengatur ilmu kita agar bisa digunakan (bermanfaat)
untuk generasi berikutnya, bahkan diharapkan jika kita mampu
memberikan yang terbaik, tentunya ilmu kita akan digunakan
untuk kurun waktu yang lama / panjang. Sebagai Investasi
yang tidak terputus bagi hasilnya untuk para penanam modal
akhirat.
Ilmu tidak akan berarti apa-apa dalam hidup dan kehidupan
manusia kecuali bila manusia mengamalkannya Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda : “Beramallah kamu
(dengan ilmu yang ada) karena tiap-tiap orang dimudahkan
menurut apa-apa yang Allah ciptakan atasnya” (HR. Muslim)
Ada fasilitas untuk menyalurkan ilmu perawatan Mesin di
lingkungan Perawatan Pabrik PT Krakatau Steel ini, yaitu di
Software Reliability Centered Maintenance Turbo (RCM Turbo).
Dimana software ini merupakan Expert Sistem yang bisa
menampung, menyalurkan keahlian personil-personil Perawatan
agar bisa ter- aplikasi melalui Sistem IT ( SAP R3 ).
Selain peringatan yang Allah SWT berikan untuk orang-orang
yang tidak mau mengamalkan (mengaplikasikan) ilmunya, Allah
SWT juga memberikan "reward" bagi orang-orang yang mau
mengamalkan keilmuannya seperti dijelaskan dalam Hadits
Riwayat Muslim berikut :
Jika anak Adam meninggal, maka amalnya terputus kecuali dari
tiga perkara, sedekah jariyah (wakaf), ilmu yang bermanfaat,
anak shaleh yang berdoa kepadanya (HR Muslim)
Tunggu apa lagi, mari kita manfaatkan sarana Investasi
Akhirat ini.
Baca selengkapnya...
Reliability Centered Maintenance adalah Tool untuk menentukan Strategy Perawatan berdasarkan data-data input/expert/aktual di lapangan dengan output optimalisasi perawatan pada equipment / Functional Location tertentu.
Selasa, 18 Agustus 2009
Melihat RCM dari dimensi yang berbeda
Kamis, 13 Agustus 2009
D. Upload Data RCM dari RCM Turbo ke SAP R3 ( ZPM7002 ).
1. Pastikan data mdb yang akan diupload sudah memenuhi
standar minimal RCM. Yaitu yang sudah mengeluarkan output
nilai optimal dan sudah memilih rekomendasi frekuensi,
sistem perawatan & reliability terpenuhi (diatas 90%)
2. Pastikan format data mdb dari RCM Turbo sama dengan
format data RCM dari SAP R3. Terutama untuk table, query,
macros. Jika formatnya beda, lakukan transfer data (impor)
data (table, query, macros) dari format mdb SAP R3.
Atau mencangkok (merge) format mdb download dari R3
sebagai master dan file bahasan RCM sebagai sleeve.
Setelah digabungkan isi (PU) yang berasal dari download
R3 dihapus. Akan tetapi konfigurasi (table, query, macros)
sudah sama/sejenis dgn download dari R3.
3. Pastikan object type yang dibuat di RCM Turbo formatnya
sesuai dengan format yang ditetapkan di SAP R3. Contoh
Func.loc : HA-110-M010 atau jika equipment 10049484.
4. Pastikan PU (Productive Unit) dan MI (Maintainable Item)
yang ditetapkan datanya existing di R3. Data RCM Turbo bisa
di compare dengan list object type di SAP R3 di transaksi
IH08.
5. Jika Object type belum ada di sistem SAP, harus di
"create" terlebih dahulu. Create bisa dilakukan oleh
"role" key-user untuk equipment ( di T-code IE01)
Untuk Functional Location hanya bisa di create oleh
"role" super user ( di IL01 )Kelengkapan data yang
diperlukan untuk create object type ( FL/EQ) antara lain :
a. Code object type : KE-380-I010
b. Description object type : Instrument Thickness Gauge
for stand#1 CTCM
c. Parent object type : KE-380
d. Cost Center : 113446
e. Work Center : K1I525N
f. Planner group : K57
g. Katalog Profile : PM-GIN01
6. Deskripsi Task List harus diakhiri dengan tanda "~"
7. Lakukan penomoran Task List sesuai dengan jenisnya.
contoh : Task List Breakdown diawali dengan BD
Task List Preventive/Prediktive diawali dengan PM
Task List secondary action diawali dengan CM
Edit Task List diawali dengan E
Delete Task List diawali dengan X
Create New Task List diawali dengan N
Contoh : NPMKC0001
Task List create baru jenis PM milik CRM (K)
dengan nomor counter tasklist 0001.
Penomoran adalah kelanjutan dari Nomor Task List
Existing.Jika nomor Tasklist duplikasi. Sistem R3
tidak akan menerima nomor yg sama.
8. Mengidentifikasi nomor TaskList Existing dari SAP R3
dengan T-code IA08 Ketik T-Code IA08 di command field.
Input jenis Task List ( PM atau PD )
Input Plant ybs
Processing
Pilih informasi field tambahan yang diperlukan.
Transfer ke format excell.
9. Agar pembuatan nomor tasklist baru tidak duplikasi,
lakukan / bentuk group analisa RCM per Plant ( tiap
group bertanggung jawab pada line tertentu dalam satu
Plant ). Cantumkan kode Linenya contoh : NPMKE0002
Code E adalah identifikasi Line dari Plant CRM (K).
10. Pastikan start date sudah dicantumkan.
11. Jika analisa sudah final, check material spare part,
bandingkan dengan data existing di SAP R3.
Baca selengkapnya...
C. DownLoad Data RCM di SAP R3 ke Access mdb.( ZPM7003)
1. Ketik T-code ZPM7003 di command field.
2. Ketik lokasi penempatan data object type di file access mdb.
3. Ketik Object type ( Funcloc atau equipment ) contoh
KE-024-M020 atau KE-024* (untuk semua maintenance plan
welder CTCM CRM) atau 10049484 ( untuk equipment Welding
Dies Mechanical )
4. Processing.
Baca selengkapnya...
B. Analisa RCM pada Object Type di SAP R3. (ZPM7001)
Sebelum hasil analisa RCM dari software RCM Turbo diupload
ke SAP R3,harus dilakukan pengecekan object type tersebut
di R3. Pengecekan dilakukan di transaksi ZPM7001. Jika
object tersebut sudah mempunyai maintenance Plan maka harus
di "delete" terlebih dahulu agar "upload" bisa berhasil.
Jika tidak didelete maka upload akan gagal. Proses delete
di sistem (R3) bisa dilakukan dengan mendownload object tsb
melalui transaksi ZPM7003, kemudian di lakukan treatment sbb
1. Menyediakan tempat (file acces ---> mdb)
2. Download object tsb dari SAP R3 ke file mdb yang
disediakan.
3. Lakukan pengisian data pada field-field yang dibutuhkan
RCM Turbo
4. Pengisian mandatory adalah perubahan nomor Task List
contoh :
Nomor awal : PMK00001 diubah menjadi NPMK00001
( Pada awal nomor ditambahkan "N" ) sebagai code
program di R3 agar mengcreate nomor Task List tersebut.
Proses ini dilakukan untuk seluruh Task List yang di
download tersebut baik untuk jenis Tasklist Breakdown,
Primary Action ataupun Secondary Action.
5. Upload ke SAP R3 dengan transaksi ZPM7002.
Cara lain adalah dengan melakukan "delete" manual Task
List dan Maintenance Plan object tersebut melalui
transaksi IP02 atau IP05 Change/Delete Task List di
Transaksi IA06 atau di IA08
Baca selengkapnya...
A. Introduction Aplikasi Analisa RCM
Untuk menuju Perawatan "World Class", Campbell mengarahkan
pelaku-pelaku Perawatan untuk menerapkan RCM
(Reliability Centered Maintenance)
Tahapan 1 : Menyiapkan Organisasi dan Strategy Bisniss
Tahapan 2 : Menyiapkan Information Technology (IT),
Planning & Scheduling, dan Proactive Maintenance.
Tahapan 3 : Menyiapkan Total Productive Maintenance
(TPM) dan RCM (Reliability Centered Maintenance)
Tahapan 1 saat ini "sedang/sudah" disiapkan oleh struktural
menengah atas. Strategy Business dilevel awal sudah
dirumuskan melalui Bisnis Proses di Tim ERP. Dan saat ini
dalam proses implementasi. Diharapkan ini juga merubah
pola / budaya ke arah yang lebih baik.
Tahapan 2 dilakukan bersamaan IT nya adalah Sistem SAP
yang terintegrasi antar modul. Planning & Scheduling saat
ini di "drive" dari Bisnis Proses Tim SAP. Proactive
Maintenance adalah bentuk aplikatif dari RCM. Dapat
dikatakan saat ini belum masuk ke tahapan Proactive
Maintenance karena RCM sendiri berada dititik awal.
Tahapan 3 : TPM sudah dikenalkan tapi belum teraplikasi.
RCM sendiri, tahapan analisa sudah dimulai mulai April
2006 s/d Desember 2007 ( 21 bulan ).
Tahapan 2006 dimulai dengan target 50 Maintainable Item
perbulan per Plant
Tahapan 2007 dengan target 30 Maintainable Item perbulan
per Plant. Secara kuantitatif dari keseluruhan Plant
berhasil, tapi secara kualitatif jauh dari sempurna.
Lebih jauh lagi Penerapan Analisa RCM ini sebagai
"Pembelajaran Organisasi" dapat dikatakan belum berhasil.
Terlihat dari fungsi-fungsi organisasi yang dibentuk
tidak berjalan sebagaimana mestinya. Pada akhirnya target
-target kuantitatif yang dicanangkan menjadi beban salah
satu fungsi yaitu "Steering Committee" yang secara
organisasi berada dipundak Dinas Pengendalian dan
Perencanaan Perawatan Pabrik.
Belajar dari Fenomena awal Aplikasi RCM ini, maka Strategi
Perawatan harus diubah dengan lebih "memberi garis tebal"
Proses Maintenance dengan warna RCM yang lebih jelas.
Diawali dengan penetapan Bisnis Proses Perawatan :
Korektive Maintenance, Preventive Maintenance, Prediktive
Maintenance dan Proactive Maintenance ( Perawatan berbasis
Condition Base Maintenance ) yang dalam aplikasinya
menggunakan RCM sebagai tool analisa utama dalam mereview
strategy Perawatan. Dalam Proses Bisnis Perusahaan, RCM
ditetapkan sebagai tool utama analisis Perawatan yang
diintegrasikan dengan Sistem IT yang saat ini dipakai
(SAP R3) Dalam aplikasinya "Role" ditetapkan kepada Engineer
yang dalam analisa RCM 2006-2007 merupakan pelaku utama
analisis ini dengan Chief Fasilitator adalah Manager
Perawatan masing-masing Pabrik.Selanjutnya keberhasilan
tergantung dari "attitude" masing-masing koordinator
(Chief Fasilitator) dan jajarannya untuk menggunakan
tool yang sudah dipunyai ( RCM Turbo ).
Baca selengkapnya...
Aplikasi interface RCM-SAP di PT Krakatau Steel
A. Introduction Aplikasi Analisa RCM
B. Analisa RCM pada Object Type di SAP R3. (ZPM7001)
C. DownLoad Data RCM di SAP R3 ke Access mdb.( ZPM7003)
D. Upload Data RCM dari RCM Turbo ke SAP R3 ( ZPM7002 ).
RCM Turbo adalah tool analisa Strategi Perawatan mesin
dengan output adalah Optimasi Sistem Perawatan. Output
RCM ini harus dapat diaplikasikan ke sistem SAP R3 dengan
Program interface (zpm 7002) dengan target hasil analisa
dapat di schedulekan dari sistem. Output lain dari analisa
RCM ini menjadi input Program Spare Optimization Sistem
(SOS)untuk kebutuhan procuremen. Penekanan dari SOS ini
adalah menentukan tingkat kekritisan spare part dan
menentukan berapa nilai optimasi stock (dengan min-max)
Disini penulis menitik beratkan pada Analisa RCM untuk
kemudian di 'running' dalam Sistem terintegrasi SAP R3.
Untuk menjelaskan itu penulis membagi dalam topik sebagai
berikut, yang masing-masing topiknya dijelaskan dalam
tulisan tersendiri.
Baca selengkapnya...
Selasa, 11 Agustus 2009
Konsep Perawatan Secara Umum.
Sistem Perawatan harus dapat membawa peralatan/mesin ke arah
Perawatan Optimum. Seperti digambarkan pada grafik berikut.
Sumbu X adalah perlakuan perawatan yang bisa meliputi Metoda,
Waktu (frekuensi, durasi), Pelaksana (Man Power), sarana
prasarana (Spare part, Tools) dan sumbu Y adalah Performance
/ Kehandalan. Jenis Perawatan dapat dipilih dari titik A, B,
C ataukah D. Perawatan Optimum didapat jika performance sudah
mencapai titik maksimum dengan pola perlakuan /perawatan
sekecil mungkin.
Titik A dan D menggambarkan bahwa performance mesin belum
seperti yang diharapkan, masih dibawah level maksimum. Dimana
perlakuan perawatan berada pada level "low maintenance" (Ma)
dan pada titik D berada pada "over maintenance" (Md).
Sedangkan titik B dan C menggambarkan performance mesin yang
sudah maksimum (Rb=Rc=Rmax) dengan perlakuan maintenance
Mb dan Mc. Dari kedua titik tersebut dipilih titik B sebagai
Pola Perawatan Optimum (kehandalan maksimum pada perlakuan
Maintenance minimum).
Dengan telah ditentukannya bahwa perawatan yang diharapkan
adalah Titik B maka peralatan yang masih berada pada titik A,
C dan D harus diarahkan menuju titik B. Tools yang digunakan
untuk mengarahkan mesin ke titik B ini menggunakan RCM
(Reliability Centered Maintenance), Sistem Perawatan yang
berbasis Kehandalan.
Tugas membawa peralatan ke arah perawatan optimum ini tidak
hanya menjadi tugas Perencana Perawatan saja tetapi juga
personil perawatan lapangan harus mempunyai konsep yang
sama. Tentunya kita tidak menginginkan maintenance type
"pemadam kebakaran" (fix it if it broken) Baca selengkapnya...
Senin, 10 Agustus 2009
Planning menuju "World Class Maintenance"
World Class Maintenance digambarkan oleh Campbell adalah
perusahaan yang menerapkan Continous Improvement melalui
Tool RCM & TPM. Tahapan yang harus dilalui adalah melalui
"basic fundamental" seperti yang digambarkan oleh 'Campbell
triangle'
1. Membangun organisasi yang mendukung terjaminnya aktivitas
analisa perawatan melalui RCM agar terlaksana dengan kondusif.
Apapun bentuk organisasinya apakah dilekatkan di organisasi
existing ataukah sebagai organisasi independen harus
dimunculkan formal. Ada koordinator puncak sebagai Chief
fasilitator, unsur Fasilitator sebagai motor jalannya
aktivitas analisa RCM, pelaksana (Mekanik,Elektrik,
Instrument-Computer), Planner, Produksi, Nara sumber /
expert,serta Steering Committee.
2. Strategies adalah kebijakan-kebijakan struktural Corporate yang
memberikan payung hukum sebagai jaminan kontrol menuju
World Class Maintenance. Format kongkritnya bisa berupa
instruksi tertulis manajemen Puncak & Menengah, Dijabarkan
sebagai salah satu bagian dari Business Blue print Perusahaan,
serta di tataran pelaksanaan melalui penetapan KPI (Key
Performance Indicator)yang menetapkan angka-angka pencapaian
RCM dilevel pelaksana analisa RCM.
3. Information Systems adalah jaringan informasi yang
mendukung aplikasi penerapan RCM dimana diharapkan
pemilihan IT dapat mengakomodir / memudahkan upload
hasil analisa RCM ke jaringan IT ( contohnya SAP R3)
sehingga memungkinkan monitoring aplikasi analisanya.
Sebaliknya sistem IT yang dipilih bisa memberikan
input/masukan yang optimal dalam memberikan bahan-
bahan analisa RCM yang diperlukan seperti metoda
maintenance, time scheduling (freq,durasi), work
center, spare part & tools.
4. Planning & Scheduling
Adalah sistem yang harus tersedia untuk memutar roda hasil
analisa RCM yang telah dihasilkan oleh Tim Analisa.
Planning adalah sistem Perencanaan yang lebih mengarah ke
perencanaan jangka panjang dan scheduling adalah sistem
perencanaan yang mengarahkan ke operasional jangka pendek
(harian, mingguan, bulanan) dan mengkoordinasikan
pelaksanaan perawatan rutin maupun yang tidak terencana
dengan kondisi plant yang up to date.
5. Pro Active Maintenance
Ini merupakan Icon yang mengarahkan jenis perawatan
Tradisional ke jenis perawatan modern (continous
Improvement) yang real aplikasinya mengakomodir
pengukuran-pengukuran baik secara manual ataupun
menggunakan tools, dapat dituangkan kedalam format
tertentu, sehingga dapat dianalisa dengan mudah trend
atau kecenderungan mesin. Lebih lanjut dapat dijadikan
input balik (feed-back) yang mengarahkan ke performance
Perawatan yang Optimal.
6. TPM (Total Produktive Maintenance)
Adalah format maintenance yang secara penuh mampu
mendukung World Class manufacturing. Dasar dari TPM
adalah pelaksanaan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat,
Rajin) .
7. RCM ( Reliability Centered Maintenance)
Yaitu Sistem Perawatan yang berbasiskan kehandalan.
Kehandalan yang dimaksud disini adalah kemampuan
mempertahankan Fungsi dari mesin/Peralatan Pabrik pada
prestasi yang diharapkan dan pada kondisi yang ditentukan.
Lebih lanjut RCM ini akan dibahas dalam tulisan tersendiri
Semoga gambaran / ilustrasi ini berguna bagi penentu kebijakan
perusahaan yang akan menerapkan sistem Perawatan menuju
World Class Maintenance. Baca selengkapnya...
Jumat, 07 Agustus 2009
Maintenance Excellence
World Class Maintenance sebagai tujuan dalam mengantarkan
perusahaan menuju world class manufacturing , melalui
beberapa tahapan yang menggambarkan tahapan perkembangan
perawatan mesin/pabrik dari yang tradisional sampai dengan
tahap world class.
1.Reactive Maintenance adalah konsep perawatan tradisional,
perbaiki jika rusak ( fix it after it break )
2.Maintenance Planned (Perawatan terencana) yaitu perawatan
sebelum terjadi kerusakan ( fix it before it breaks )
Nilai tambah dari perubahan konsep point 1 ke 2 adalah :
Effisiensi dan improve.
3.Improved Precision (Perawatan menggunakan improve yang
presisi) yaitu perawatan pencegahan agar tidak terjadi
breakdown. Ciri perubahan dari point 1 ke 2 adalah adanya
'eliminate work'.Penggunaan metode TPM dan Tools RCM
mewarnai jenis sistem Perawatan ini.
4.World Class Maintenance / Manufacture adalah perkembangan
lebih lanjut maintenance menggunakan pola Continous
Improvement Tahapan ini sudah menggunakan pembelajaran
organisasi.
Baca selengkapnya...